روي أن رسول ملك الروم جاء إلى عمر فطلب داره فظن أن داره مثل قصور الملوك ، فقالوا : ليس له ذلك ، وإنما هو في الصحراء يضرب اللبن ، فلما ذهب إلى الصحراء رأى عمر -رضي الله عنه - وضع درته تحت رأسه ، ونام على التراب ، فعجب الرسول من ذلك ، وقال : إن أهل الشرق والغرب يخافون من هذا الإنسان وهو على هذه الصفة! ثم قال في نفسه : إني وجدته خاليا فأقتله وأخلص الناس منه . فلما رفع السيف أخرج الله من الأرض أسدين فقصداه ، فخاف وألقى السيف من يده ، وانتبه عمر ولم ير شيئا ، فسأله عن الحال ، فذكر له الواقعة وأسلم ،
Diriwayatkan bahwa ada utusan Raja Romawi datang menghadap sayyidina `Umar. Utusan itu mencari rumah sayyidina `Umar dan mengira rumah sayyidina 'Umar seperti istana para raja. Orang-orang mengatakan, "'Umar tidak memiliki istana, ia ada di padang pasir sedang memerah susu." Setelah sampai di padang pasir yang ditunjukkan, utusan itu melihat sayyidina `Umar -semoga Allah meridhoi beliau- telah meletakkan kantong tempat susu di bawah kepalanya dan tidur di atas tanah. Terperanjatlah utusan itu melihat sayyidina `Umar, lalu berkata, "Bangsa-bangsa di Timur dan Barat takut kepada manusia ini, padahal ia hanya seperti ini. Dalam hati ia berjanji akan membunuh sayyidina `Umar saat sepi seperti itu dan membebaskan ketakutan manusia terhadapnya. Tatkala ia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba Allah mengeluarkan dua singa dari dalam bumi yang siap memangsanya. Utusan itu menjadi takut sehingga terlepaslah pedang dari tangannya. Sayyidina 'Umar kemudian terbangun, dan ia tidak melihat apa-apa.Lantas, sayyidina 'Umar menanyai utusan itu tentang apa yang terjadi. Kemudian, ia menuturkan peristiwa tersebut, dan akhirnya masuk Islam.
وأقول : هذه الوقائع رويت بالآحاد ، وههنا ما هو معلوم بالتواتر وهو أنه مع بعده عن زينة الدنيا واحترازه عن التكلفات والتهويلات ساس الشرق والغرب وقلب الممالك والدول لو نظرت في كتب التواريخ علمت أنه لم يتفق لأحد من أول عهد آدم إلى الآن ما تيسر له ، فإنه مع غاية بعده عن التكلفات ، كيف قدر على تلك السياسات ؟ ولا شك أن هذا من أعظم الكرامات .
Sumber:
Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib
Karya al-Imam Fakhruddin ar-Rozy
Penerbit: Darul Kutub al-'Ilmiyah - Beirut
Diriwayatkan bahwa ada utusan Raja Romawi datang menghadap sayyidina `Umar. Utusan itu mencari rumah sayyidina `Umar dan mengira rumah sayyidina 'Umar seperti istana para raja. Orang-orang mengatakan, "'Umar tidak memiliki istana, ia ada di padang pasir sedang memerah susu." Setelah sampai di padang pasir yang ditunjukkan, utusan itu melihat sayyidina `Umar -semoga Allah meridhoi beliau- telah meletakkan kantong tempat susu di bawah kepalanya dan tidur di atas tanah. Terperanjatlah utusan itu melihat sayyidina `Umar, lalu berkata, "Bangsa-bangsa di Timur dan Barat takut kepada manusia ini, padahal ia hanya seperti ini. Dalam hati ia berjanji akan membunuh sayyidina `Umar saat sepi seperti itu dan membebaskan ketakutan manusia terhadapnya. Tatkala ia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba Allah mengeluarkan dua singa dari dalam bumi yang siap memangsanya. Utusan itu menjadi takut sehingga terlepaslah pedang dari tangannya. Sayyidina 'Umar kemudian terbangun, dan ia tidak melihat apa-apa.Lantas, sayyidina 'Umar menanyai utusan itu tentang apa yang terjadi. Kemudian, ia menuturkan peristiwa tersebut, dan akhirnya masuk Islam.
وأقول : هذه الوقائع رويت بالآحاد ، وههنا ما هو معلوم بالتواتر وهو أنه مع بعده عن زينة الدنيا واحترازه عن التكلفات والتهويلات ساس الشرق والغرب وقلب الممالك والدول لو نظرت في كتب التواريخ علمت أنه لم يتفق لأحد من أول عهد آدم إلى الآن ما تيسر له ، فإنه مع غاية بعده عن التكلفات ، كيف قدر على تلك السياسات ؟ ولا شك أن هذا من أعظم الكرامات .
Aku (al-Imam Fakhruddin ar-Rozi) berkata: kejadian-kejadian
luar biasa di atas diriwayatkan secara ahad. Adapun yang dikisahkan secara
mutawatir adalah kenyataan bahwa meskipun `Umar menjauhi kekayaan duniawi dan
tidak pernah memaksa atau menakut-nakuti orang lain, ia mampu menguasai daerah
Timur dan Barat, serta menaklukkan hati para raja dan pemimpin. Jika anda
mengkaji buku-buku sejarah, anda tak akan menemukan pemimpin seperti 'Umar,
sejak zaman Adam sampai sekarang. Bagaimana 'Umar yang begitu menghindari sikap
memaksa bisa menjalankan politiknya dengan gemilang. Tidak diragukan lagi, itu
adalah karamahnya yang paling besar.
Sumber:
Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib
Karya al-Imam Fakhruddin ar-Rozy
Penerbit: Darul Kutub al-'Ilmiyah - Beirut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar