Rabu, 10 Juli 2013

Allah merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara lainnya

Ada sebuah maqolah yang diriwayatkan dari Sayyidina Umar Rodhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara lainnya, yaitu:
(1) Merahasiakan ridho-Nya dalam perbuatan taat;
(2) Merahasiakan murka-Nya dalam perbuatan maksiat;
(3) Merahasiakan Lailatul Qodar dalam bulan Ramadhan;
(4) Merahasiakan wali-wali-Nya di tengah-tengah manusia;
(5) Merahasiakan kematian di sepanjang umur; dan
(6) Merahasiakan sholat wustho di dalam sholat lima waktu.

Komentar Syekh Nawawi Banten: Menurut Sayyidina Umar Rodhiyallahu 'anhu bahwa ada enam perkara Allah yang dirahasiakan-Nya (dari makhluk-Nya) di dalam enam perkara lainnya, yaitu sebagai berikut:

(1) Keridhoan Allah di dalam ketaatan, maksudnya agar manusia bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan dengan harapan dapat menemukannya. Kita tidak boleh menghina ketaatan, meskipun sangat kecil karena bisa jadi keridhoan Allah berada di dalamnya.

(2) Kemurkaan-Nya di dalam kemaksiatan, maksudnya agar manusia menjauhi maksiat. Kita tidak boleh meremehkan perbuatan maksiat, meskipun sangat kecil,karena di dalmnya terdapat kemurkaan Allah.

(3) Lailatul Qodar berada pada bulan Ramadhan, maksudnya agar manusia bersungguh-sungguh menghidupkan bulan Ramadhan dengan cara memperbanyak ibadah, karena pahala sunnah pada bulan Ramadhan ini bagaikan pahala fardhu pada bulan yang lainnya. Hal itu sebgaimana yg diterangkan dalam sebuah Hadis, bahwa ibadah sunnah yang dikerjakan bertepatan dengan malam lailatul qodar, nilainya sama dengan ibadah fardhu.
Bahkan an-Nakho'i juga mengatakan:
"Satu rokaat sholat dalam Lailatul Qodar itu lebih utama daripada seribu rokaat di luar Lailatul Qodar dan sekali membaca tasbih di dalamnya itu lebih utama, daripada seribu kali membacanya di luar malam itu (Lailatul Qodar)."
Dalam menghidupkan semua malam bulan Romadhon, hendaklah agar bersungguh-sungguh agar mendapatkan malam Lailatul Qodar, karena Lailatul Qodar itu lebih baik daripada seribu bulan, yaitu 83 tahun 4 bulan.
Dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan oleh Imam Thobrani telah diterangkan, bahwa Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagai berikut:

من زنا فيه او شرب خمرا لعنه الله ومن في السموات إلى مثله من الحول الثاني

Barangsiapa berzina atau minum khomr di bulan Ramadhan, maka ia dilaknat oleh Allah dan malaikat yang ada di langit, samapai datang tanggal (hari) yang sama di tahun depan.

Jadi,orang yang berbuat maksiat di bulan Ramadhan, kemudian mati sebelum menjumpai Ramadhan berikutnya, maka ia tidak mempunyai kebajikan di sisi Allah yang dapat menjaga dirinya dari jilatan api neraka. Oleh sebab itu, bertaqwalah kepada Allah terutama di bulan Ramadhan ini setiap kebaikan dilipatgandakan. Begitu juga dengan kejelekan yang diperbuat di dalamnya.

(4) Para kekasih Allah (Waliyullah) disisipkan di tengah-tengah manusia, maksudnya agar manusia tidak menghina seorang pun dari para kekasih Allah, kecuali memohon doa dengan harapan dapat bertemu Waliyullah. Oleh sebab itu, seseorang jangan samapai menghina orang lain, karena siapa tahu dia adalah waliyullah.

(5) Ajal kematian disisipkan sepanjang usia, maka hendaklah di setiap denyut jantung selalu digunakan untuk mengumpulkan bekal di hari kematian nanti dengan cara memperbanyak ibadah, karena siapa tahu kematian datang tiba-tiba.

(6) Sholat wustho yaitu sholat yg paling istimewa dan paling utama, dirahasiakan oleh Allah dalam sholat fardhu lima waktu, maksudnya agar manusia mencarinya dalam setiap sholat.

Di samping itu, Allah juga menyembunyikan nama-Nya yang agung, agar manusia bersungguh-sungguh dalam menyebutnya sehingga dapat dikabulkan. Allah juga merahasiakan waktu yang mustajabah (terkabulnya setiap doa) pada hari jum'at dan Allah merahasiakan ayat Sab'ul Matsani, agar manusia bersungguh-sunggguh dalam membaca al-Quran

Disarikan dari Kitab Nashoihul 'Ibad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar