Hujan-hujanan adalah membiarkan tubuh terkena air hujan. Di Madiun, disebut Oca-Oce, sedangkan di tanah Pasundan disebut Huhujanan.
Tradisi ini entah siapa yang memulai pada kali pertama, entah karena keriangan ketika turunnya hujan, atau entah karena motif yang lain.
Namun, sebagai sandaran bagi kita bahwa dalam kitab Hadis ada sebuah riwayat dengan isnad shahih begini:
وحدثنا يحيى بن يحيى، أخبرنا جعفر بن سليمان، عن ثابت البناني، عن أنس، قال: قال أنس: أصابنا ونحن مع رسول الله صلى الله عليه وسلم مطر، قال: فحسر رسول الله صلى الله عليه وسلم ثوبه، حتى أصابه من المطر، فقلنا: يا رسول الله لم صنعت هذا؟ قال: «لأنه حديث عهد بربه تعالى
"Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, dari Tsabit Al Bunani, dari Anas, ia berkata; Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, ""Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?"" beliau menjawab: ""Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah ta'ala."
(HR. MUSLIM)
Begitu pula dalam kitab-kitab hadis lain, misalnya:
Musnad Ahmad no. 12365 dan no. 13820;
Sunan Abu Dawud no. 5100;
Sunan al-Kubro lin Nasa-i no. 1850;
Shahih Ibnu Hibban no. 6135;
Al-Mustadrok 'alash shohihain no. 7768;
Hilyatul Auliya juz. 6, hal. 291 - 292;
Ma'rifatus sunan wal Atsar no. 7231
Berdasar hadis ini, Ulama pakar fiqh dan pensyarah hadis, yakni Imam Nawawi menjelaskan bahwa:
هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر
Hadis ini merupakan dalil bagi qoul (pendapat) Ashab kami (para ulama madzhab Syafii) bahwa disunnahkan ketika turun hujan pada kali pertama untuk membuka selain auratnya agar terkena air hujan.
(Syarah Muslim lin Nawawi juz 6, hal. 196)
السنة أن يكشف بعض بدنه ليصيبه أول المطر للحديث السابق والمراد أول مطر يقع في السنة كذا نص عليه الشافعي وقاله الأصحاب
Yang disunnahkan adalah membuka sebagian badan agar hujan pertama mengenainya berdasar hadis yang lalu. Maksud hujan pertama adalah hujan yang turun pertama dalam tahun itu. Demikian ini, terdapat nash dari Imam Syafii dan Ashab berpendapat dengannya.
قال سليم الرازي والشيخ نصر المقدسي وصاحب العدة يستحب إذا جاء المطر في أول السنة أن يخرج الإنسان إليه ويكشف ما عدا عورته ليصيبه منه ولفظ الشافعي في اول مطرة وكذا لفظ المحاملي وصاحب الشامل والباقين وذكر الشافعي في الأم عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال لغلامه وقد مطرت السماء " أخرج فراشي ورحلي يصيبه المطر فقيل له لم تفعل هذا فقال أما تقرأ كتاب الله ونزلنا من السماء ماء مباركا فأحب أن تصيب البركة فراشي ورحلي.
Sulaim ar-Rozy, Syekh Nashr al-Maqdisi, dan pengarang kitab 'Uddah berpendapat bahwa disunnahkan ketika hujan turun di permulaan tahun agar orang-orang keluar dan menyingkap selain auratnya agar terbasahi dari air hujan.
Redaksi Imam Syafii, Imam al-Mahamily, pengarang kitab Asy-Syamil, dan selainnya adalah di awal curah hujan.
Imam Syafii menuturkan dalam kitab al-Umm sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhumaa bahwa beliau berkata pada pelayannnya ketika langit telah menurunkan hujan,"Keluarkan tempat tidurku dan pelanaku agar terkena hujan".
Maka, pelayan itu bertanya pada beliau,"Kenapa Anda melakukan ini?"
Beliau menjawab,"Apakah kau tidak membaca al-Quran (sebuah ayat yang artinya),"Dan kami turunkan dari langit air yang barokah"? (QS. al-Qaf: 9). Karena itulah, Aku senang jika mengalirkan keberkahan pada tempat tidur dan pelanaku.
(al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab Juz 5, hal. 93)
Dengan demikian, tradisi ini memiliki dasar hukum baik dari fiqh, atsar, maupun hadis.
Wallahu a'lam
Tradisi ini entah siapa yang memulai pada kali pertama, entah karena keriangan ketika turunnya hujan, atau entah karena motif yang lain.
Namun, sebagai sandaran bagi kita bahwa dalam kitab Hadis ada sebuah riwayat dengan isnad shahih begini:
وحدثنا يحيى بن يحيى، أخبرنا جعفر بن سليمان، عن ثابت البناني، عن أنس، قال: قال أنس: أصابنا ونحن مع رسول الله صلى الله عليه وسلم مطر، قال: فحسر رسول الله صلى الله عليه وسلم ثوبه، حتى أصابه من المطر، فقلنا: يا رسول الله لم صنعت هذا؟ قال: «لأنه حديث عهد بربه تعالى
"Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, dari Tsabit Al Bunani, dari Anas, ia berkata; Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, ""Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?"" beliau menjawab: ""Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah ta'ala."
(HR. MUSLIM)
Begitu pula dalam kitab-kitab hadis lain, misalnya:
Musnad Ahmad no. 12365 dan no. 13820;
Sunan Abu Dawud no. 5100;
Sunan al-Kubro lin Nasa-i no. 1850;
Shahih Ibnu Hibban no. 6135;
Al-Mustadrok 'alash shohihain no. 7768;
Hilyatul Auliya juz. 6, hal. 291 - 292;
Ma'rifatus sunan wal Atsar no. 7231
Berdasar hadis ini, Ulama pakar fiqh dan pensyarah hadis, yakni Imam Nawawi menjelaskan bahwa:
هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر
Hadis ini merupakan dalil bagi qoul (pendapat) Ashab kami (para ulama madzhab Syafii) bahwa disunnahkan ketika turun hujan pada kali pertama untuk membuka selain auratnya agar terkena air hujan.
(Syarah Muslim lin Nawawi juz 6, hal. 196)
السنة أن يكشف بعض بدنه ليصيبه أول المطر للحديث السابق والمراد أول مطر يقع في السنة كذا نص عليه الشافعي وقاله الأصحاب
Yang disunnahkan adalah membuka sebagian badan agar hujan pertama mengenainya berdasar hadis yang lalu. Maksud hujan pertama adalah hujan yang turun pertama dalam tahun itu. Demikian ini, terdapat nash dari Imam Syafii dan Ashab berpendapat dengannya.
قال سليم الرازي والشيخ نصر المقدسي وصاحب العدة يستحب إذا جاء المطر في أول السنة أن يخرج الإنسان إليه ويكشف ما عدا عورته ليصيبه منه ولفظ الشافعي في اول مطرة وكذا لفظ المحاملي وصاحب الشامل والباقين وذكر الشافعي في الأم عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال لغلامه وقد مطرت السماء " أخرج فراشي ورحلي يصيبه المطر فقيل له لم تفعل هذا فقال أما تقرأ كتاب الله ونزلنا من السماء ماء مباركا فأحب أن تصيب البركة فراشي ورحلي.
Sulaim ar-Rozy, Syekh Nashr al-Maqdisi, dan pengarang kitab 'Uddah berpendapat bahwa disunnahkan ketika hujan turun di permulaan tahun agar orang-orang keluar dan menyingkap selain auratnya agar terbasahi dari air hujan.
Redaksi Imam Syafii, Imam al-Mahamily, pengarang kitab Asy-Syamil, dan selainnya adalah di awal curah hujan.
Imam Syafii menuturkan dalam kitab al-Umm sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhumaa bahwa beliau berkata pada pelayannnya ketika langit telah menurunkan hujan,"Keluarkan tempat tidurku dan pelanaku agar terkena hujan".
Maka, pelayan itu bertanya pada beliau,"Kenapa Anda melakukan ini?"
Beliau menjawab,"Apakah kau tidak membaca al-Quran (sebuah ayat yang artinya),"Dan kami turunkan dari langit air yang barokah"? (QS. al-Qaf: 9). Karena itulah, Aku senang jika mengalirkan keberkahan pada tempat tidur dan pelanaku.
(al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab Juz 5, hal. 93)
Dengan demikian, tradisi ini memiliki dasar hukum baik dari fiqh, atsar, maupun hadis.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar