Jumat, 28 Juni 2013

MEMBACA AL-QUR’AN UNTUK MAYYIT Oleh Asy-Syekh Prof. Dr. ‘Ali Jum’ah Muhammad



قراءة القرآن الكريم من أفضل العبادات التي يتقرب بها المسلم إلى ربه، وقد جاء الأمر الشرعي بذلك مطلقا، ومن المقرر في أصول الفقه أن الأمر المطلق يقتضي عموم الأمكنة والأزمنة والأحوال إلا ما جاء الشرع باستثنائه وتقييده، فقراءة القرآن على الميت: حال وفاته أو بعدها، في منزله أو في المسجد، عند القبر أو غيره، حالة الدفن أو بعدها، كل ذلك جائز شرعا ولا حرمة فيه بإجماع العلماء، إلا أن بعض المالكية ذهبوا إلى كراهة القراءة على القبر تحديدا، ولكن الشيخ الدردير - رضي الله عنه- قال: "المتأخرون على أنه لا بأس بقراءة القرآن والذكر وجعل ثوابه للميت، ويحصل له الأجر إن شاء الله". اهـ، وقد ألف في هذه المسألة جماعة من العلماء على اختلاف مذاهبهم الفقهية: كالإمام الخلال الحنبلي في جزء "القراءة على القبور"، والحافظ شمس الدين المقدسي الحنبلي في جزء ألفه في هذه المسألة، والسيد عبد الله الغماري في كتابه "توضيح البيان لوصول ثواب القرآن"، وغيرهم ممن صنف في هذه المسألة، ومن الأدلة على ذلك:
1- حديث معقل بن يسار - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - قال: ((اقرءوا يس على موتاكم)). رواه أحمد وأبو داود وابن ماجه وصححه ابن حبان والحاكم، وهذا يشمل حال الاحتضار وبعده.
2- حديث ابن عمر - رضي الله عنهما - قال: سمعت رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - يقول: ((إذا مات أحدُكم فلا تحبسوه، وأَسْرِعوا به إلى قبره، وليُقْرَأْ عند رأسه بفاتحة الكتاب، وعند رجليه بخاتمة سورة البقرة في قبره)). أخرجه الطبراني، والبيهقي في شعب الإيمان، وحسنه الحافظ ابن حجر، وفي رواية ((بفاتحة البقرة)) بدلًا من ((فاتحة الكتاب))، كما صح عن ابن عمر - رضي الله عنهما - أنه أوصى إذا دفن أن يقرأ عنده بفاتحة البقرة وخاتمتها. أخرجه الخلال، وصححه ابن قدامة، وحسنه النووي.
3- ما روي عن أنس - رضي الله عنه - مرفوعا: ((مَنْ دخل المقابر، فقرأ فيها يس، خفَّف الله عنهم يومئذ، وكان له بعددهم حسنات)). أخرجه صاحب الخلَّال، وذكره ابن قدامة في المغني.
والخلاف في هذه المسألة ضعيف، ومذهب من استحب قراءة القرآن وأجازها هو الأقوى، حتى إن بعض العلماء رأى أن هذه المسألة مسألة إجماع، وصرحوا بذلك ، وممن ذكر هذا الإجماع الإمام ابن قدامة المقدسي الحنبلي حيث قال: "وأي قربة فعلها وجعل ثوابها للميت المسلم نفعه ذلك إن شاء الله ".. إلى أن قال: " قال بعضهم: إذا قرئ القرآن عند الميت، أو أهدي إليه ثوابه، كان الثواب لقارئه، ويكون الميت كأنه حاضرها، فترجى له الرحمة، ولنا: ما ذكرناه، وأنه إجماع المسلمين، فإنهم في كل عصر ومصر يجتمعون ويقرؤون القرآن ويهدون ثوابه إلى موتاهم من غير نكير". اهـ المغني: 2/ 225.
وقد نقل الإجماع أيضا الشيخ العثماني في كتابه "رحمة الأمة في اختلاف الأئمة " وعبارته في ذلك: "وأجمعوا على أن الاستغفار والدعاء والصدقة والحج والعتق تنفع الميت ويصل إليه ثوابه، وقراءة القرآن عند القبر مستحبة ". اهـ.
وأخذ العلماء وصول ثواب القراءة للميت من جواز الحج عنه ووصول ثوابه إليه ؛ لأن الحج يشتمل على الصلاة ، والصلاة تقرأ فيها الفاتحة وغيرها، وما وصل كله وصل بعضه، فثواب القراءة يصل للميت إذا نواه القارئ عند الجمهور، وذهب الشافعية إلى أنه يصل كدعاء بأن يقول القارئ مثلا: " اللهم اجعل مثل ثواب ما قرأت لفلان "، لا إهداء نفس العمل، والخلاف يسير، ولا ينبغي الاختلاف في هذه المسألة.

والله سبحانه وتعالى أعلم.


Membaca Alquran merupakan salah satu ibadah terbaik yang dilakukan seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Perintah syariat yang menerangkan perintah membaca Alquran ini dinyatakan dalam bentuk yang mutlak (tanpa batasan tertentu). Dan sebagaimana ditetapkan dalam ilmu Ushul Fikih, keumuman perintah menghendaki keumuman penerapannya, baik dari sisi tempat, waktu, ataupun keadaan, kecuali dalam beberapa hal yang dikecualikan oleh syariat atau memiliki batasan-batasan tertentu. Oleh karena itu, membaca Alquran untuk mayit, baik sebelum maupun sesudah wafatnya, di rumah maupun di masjid, di kuburannya atau di tempat lain, juga ketika prosesi penguburan atau setelahnya, adalah dibolehkan. Tidak ada larangan sama sekali dalam hal ini berdasarkan ijmak para ulama. Hanya saja, sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa membaca Alquran di atas kuburan adalah makruh. Namun, Syaikh ad-Dardir rodhiyallahu ‘anh berkata, "Para ulama Malikiyah belakangan berpendapat bahwa tidak apa-apa membaca Alquran dan zikir lalu menghadiahkan pahalanya untuk mayit. Mayit itu insyaallah akan mendapatkan pahalanya."

Sejumlah ulama dari berbagai mazhab telah menulis beberapa buku berkaitan dengan masalah ini. Di antaranya adalah Imam Abu Bakar al-Khallal (311 H) (salah seorang ulama Hambali) dalam Bab Membaca Alquran di atas Kubur dalam kitabnya al-Jâmi'. Al-Hafizh Syamsuddin bin Abdul Wahid al-Maqdisi (juga salah seorang ulama Hambali) pun menulis sebuah kitab khusus mengenai masalah ini. Begitu juga, al-Hafizh Sayyid Abdullah bin Shiddiq al-Ghumari (1413 H) dalam kitabnya Tawdhîh al-Bayân li Wushûl Tsawâb al-Qurân, dan para ulama lainnya.

Di antara dalil yang menjelaskan kebolehan ini adalah:
1. Hadits Ma'qal bin Yasar rodhiyallahu ‘anh dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

اقْرَءُوا (يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ

"Bacakanlah surat Yâsîn atas orang-orang yang meninggal diantara kalian." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah serta dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim).

Hadits ini mencakup pembacaan ketika dalam keadaan sakaratul maut dan setelahnya.

2. Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anh, dia berkata, "Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ فَلاَ تَحْبِسُوْهُ، وَأَسْرِعُوْا بِهِ إِلَى قَبْرِهِ، وَليُقْرَأْ عِنْدَ رَأْسِهِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَعِنْدَ رِجْلَيْهِ بِخَاتِمَةِ سُـوْرَةِ الْبَقَرَةِ فِي قَبْرِهِ

"Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka janganlah kalian menahannya. Segeralah membawanya ke kuburan. Dan hendaknya dibacakan surat al-Fatihah di bagian kepalanya dan akhir surat al-Baqarah di bagian kedua kakinya setelah di kubur." (HR. Thabrani dan Baihaqi dalam Syu'ab al-Îmân).

Sanad hadits ini, sebagaimana dijelaskan oleh Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bârî, adalah hasan. Dalam riwayat lain disebutkan dengan redaksi: "membaca awal surat al-Baqarah", sebagai ganti "membaca surat al-Fatihah".

Begitu juga diriwayatkan secara shahih dari Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anh bahwa ia berwasiat jika ia dikuburkan agar dibacakan padanya awal dan akhir surat al-Baqarah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh al-Khallal, dishahihkan oleh Ibnu Qudamah dan dihasankan oleh Nawawi.

3. Hadits Anas rodhiyallahu ‘anh, bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَخَلَ الْمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يس، خَفَّفَ اللهُ عَنْهُمْ، وَكَانَ لَهُ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهَا حَسَنَاتٌ

"Barang siapa yang masuk ke pekuburan dan membaca surat Yâsîn, maka Allah akan meringankan siksa atas mereka. Dan ia pun akan memperoleh banyak kebaikan sejumlah orang yang dikubur di sana." (HR. Abdul Aziz, murid al-Khallal, dan disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughnî).

Perbedaan pendapat dalam masalah ini tidaklah kuat. Yang kuat adalah pendapat ulama yang menganjurkan dan membolehkan membaca Alquran untuk mayit. Bahkan, sebagian ulama secara tegas berpendapat bahwa masalah ini masalah yang disepakati oleh semua ulama (ijmak). Salah satu ulama yang menyatakan hal itu adalah Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (salah seorang ulama Hambali) yang berkata, "Ibadah apapun yang dikerjakan dan diberikan pahalanya kepada seorang mayit muslim maka pahala itu akan bermanfaat baginya insyaallah." Ia juga berkata, "Sebagian ulama mengatakan bahwa jika dibacakan Alquran pada mayit, atau ia diberi hadiah pahala bacaannya, maka pahala itu adalah untuk orang yang membacanya, sedangkan orang yang meninggal bagaikan menghadiri pembacaan itu sehingga diharapkan mendapatkan rahmat dari Allah karenanya. Dalil kami adalah apa yang kami telah sebutkan dan bahwa masalah ini adalah masalah yang telah disepakati (ijmak) oleh kaum muslimin. Hal itu karena mereka pada setiap masa dan tempat selalu berkumpul dan membaca Alquran serta menghadiahkan pahalanya kepada orang-orang yang meninggal di antara mereka, tanpa ada satu orang pun yang mengingkarinya."

Ijmak tentang hal ini juga dinukil oleh Syaikh al-Utsmani dalam kitabnya Rahmatul Ummah Fikhtilâfil Aimmah. Beliau mengatakan, "Para ulama berijmak bahwa istighfar, doa, sedekah, ibadah haji dan memerdekakan budak dapat bermanfaat bagi orang yang meninggal dan pahalanya akan sampai kepadanya. Dan membaca Alquran di atas kubur adalah hal yang dianjurkan."

Pendapat para ulama mengenai sampainya pahala bacaan kepada mayit berpegang pada kebolehan melakukan ibadah haji untuk mayit dan sampainya pahala haji itu kepadanya. Hal itu karena ibadah haji tercakup di dalamnya amalan shalat yang mencakup bacaan surat al-Fatihah dan ayat-ayat lainnya. Dan sesuatu yang sampai seluruhnya maka akan sampai pula sebagiannya. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat jumhur ulama, pahala bacaan Alquran akan sampai kepada mayit jika orang yang membacanya meniatkan hal itu.

Para ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa pahala itu akan sampai sebagaimana sampainya doa, yaitu jika seseorang berkata dalam doanya, "Ya Allah, berikanlah pahala seperti pahala apa yang saya baca kepada Fulan." Sehingga, ia bukan menghadiahkan amalan itu sendiri. Perbedaan ulama dalam masalah ini tidaklah berat dan tidak selayaknya terdapat perselisihan dalam masalah ini.

Wallahu subhânahu wa ta'âlâ a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar